Palestina Yes, Two State No!

HomePoros Opini

Palestina Yes, Two State No!

Islam pun menetapkan bahwa kaum muslim hakikatnya bersaudara yang diikat oleh akidah Islam. Ia pun berada dalam kesatuan wilayah tidak tersekat oleh nasionalisme dan nation state. Sehingga memudahkan kaum muslim menolong saudara jika ada yang teraniaya.

Memahami Madleen dan Jalan Kebangkitan Umat
Fatwa Jihad Tanpa Negara: Seruan yang Sunyi di Tengah Ketidakberdayaan
Terkurung di Negeri Sendiri, Pos Pemeriksaan Israel Kian Mencekik Warga Palestina di Tepi Barat

Oleh: Reni Rosmawati (Pegiat Literasi Islam Kafah)

POROSNARASI.COM – Dalam beberapa waktu ini unjuk rasa besar-besaran mengguncangkan dunia termasuk Eropa menyusul dengan aksi Israel yang menghadang kapal Global Sumud Flotilla (GSP) yang membawa misi kemanusiaan untuk Gaza. Para demonstran pro-Palestina turun ke jalan mengecam perbuatan Israel yang mencegat kapal-kapal Sumud Flotilla dan menculik sejumlah aktivis di dalamnya. Mereka meneriakkan boikot Israel dan bebaskan Palestina.

Sebelumnya, sebanyak 45 kapal GSF berlayar dari Barcelona menuju laut Mediterania membawa bantuan pangan dan obat-obatan, serta para politikus dan aktivis dari Swedia Greta Thunberg. Selain membawa bantuan, konvoi armada maritim terbesar sepanjang sejarah ini juga membawa misi menentang blokade bantuan yang dilakukan Israel atas Gaza. Namun di tengah perjalanan, 41 kapal dicegat angkatan laut Israel, lebih dari 400 orang ditahan. Berbagai laporan menyebut para aktivis kemanusiaan diperlukan tidak manusiawi sebelum dideportasi ke negara masing-masing. (CNNIndonesia, 3/10/2025)

Tak hanya di Eropa, aksi mengecam perbuatan Zionis juga terjadi di Bandung. Sejumlah massa yang tergabung dalam Bandung Students for Justice in Palestina (SJP) berdemo dan membawa poster di jalan Asia Afrika pada Kamis (2/10) sore. Ridwan, seorang perwakilan aksi mengatakan kapal Flotilla internasional kini tersisa 39 dari yang awalnya 50. Sementara aktivis yang diculik hingga kini belum ada kabarnya. Ia pun menjelaskan bahwa kapal yang disiapkan Indonesia mulanya lima, namun batal berlayar karena rusak, berlubang, dan dieselnya habis kemungkinan karena disabotase. (Jabarekspres.com, 2/10/2025)

Aksi solidaritas menyuarakan kebebasan Palestina dari genosida Zionis dipandang buntu termasuk dalam mengakhiri blokade Israel atas Gaza sehingga membuat solusi dua negara (two state solution) kembali mengemuka. Dunia Internasional seperti Indonesia, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal meyakini perdamaian sejati hanya bisa diraih dengan solusi dua negara. Bahkan Majelis Umum PBB mengeluarkan deklarasi News York yang menegaskan kembali pentingnya solusi ini. (Kompas.com, 1/10/2025)

Solusi Dua Negara Bahaya!

Setiap yang memiliki hati dan akal tentu tak akan mampu untuk tidak peduli pada penderitaan warga Palestina. Selama 7 dekade lebih entitas Yahudi membabi buta melakukan genosida tanpa henti, hingga tak terhitung berapa nyawa melayang termasuk wanita dan anak-anak. Tak hanya dengan rudal, mereka pun menggunakan strategi biadabnya, yakni memblokade total bantuan pangan yang masuk ke Gaza sehingga warga di sana kelaparan dan akhirnya mati pelan-pelan. Parahnya, hal ini diklaim sebagai tindakan yang adil dan bermoral, sebagaimana yang disampaikan Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan entitas Israel.

Karenanya, aksi heroik konvoi Kapal Global Sumud Flotilla untuk membuka blokade di Gaza ini memang luar biasa. Itu menjadi simbol nyata generasi muda memiliki jiwa solidaritas kemanusiaan yang tinggi untuk Gaza. Berharap bantuan yang tak seberapa itu mampu meringankan penderitaan warga Gaza. Meskipun akhirnya niat mulia tersebut kandas di tengah jalan.

Bagi umat muslim terlebih kaum pemuda, tentu peristiwa pencegatan kapal Global Sumud Flotilla tersebut tidak boleh dianggap remeh. Sebab itu adalah bukti bahwa Israel hanya bisa dilawan dengan bahasa perang bukan perdamaian. Umat harus menyadari perjanjian damai, apapun bentuknya termasuk solusi dua negara (two state solution) bukanlah solusi sejati, selain hanyalah akan mengokohkan kejahatan, kesewenang-wenangan, dan kebiadaban Israel atas muslim Palestina bahkan dunia pada umumnya.

Karenanya, umat harus menolak tegas ide solusi dua negara. Terlebih dalam Islam hal tersebut adalah haram karena akan menghentikan jihad fi sabilillah secara permanen untuk melawan penjajah Israel. Sementara jihad adalah satu-satunya cara yang ditetapkan Islam sebagai jalan melawan dan mengusir musuh. Selain itu, menyetujui solusi dua negara sama saja berkhianat terhadap saudara seakidah namun setia terhadap orang kafir; mengakui keabsahan eksistensi negara Zionis dan melegalkan aksi perampasan tanah kaum muslim yang berstatus tanah kharajiyyah.

Islam Solusi atas Palestina

Islam telah memberikan tuntunan bagaimana menghilangkan penjajahan dan mengusir musuh. Namun tentunya bukan dengan solusi dua negara. Islam akan menempuh upaya jihad fi sabilillah. Karena jihad satu-satunya solusi mengusir penjajah. Firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 191, yang artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu….”

Selain itu, Islam juga melarang kaum muslimin berdamai ataupun menjalin kerjasama dengan negara yang memusuhi Islam (kafir harbi). Firman Allah Swt. dalam QS. Al-Mumtahanah ayat 9: “Sungguh Allah melarang kalian menjadikan teman orang-orang yang memusuhi kalian dan mengusir kalian dari negeri kalian….”

Islam pun menetapkan bahwa kaum muslim hakikatnya bersaudara yang diikat oleh akidah Islam. Ia pun berada dalam kesatuan wilayah tidak tersekat oleh nasionalisme dan nation state. Sehingga memudahkan kaum muslim menolong saudara jika ada yang teraniaya.

Semua itu diperkuat oleh fungsi negara sebagai raa’in (pengurus) dan junnah (perisai) bagi kaum muslimin. Posisi negara seperti ini dapat membuat musuh gentar dan takut mendekati umat muslim. Ini seperti kisah Sultan Abdul Hamid ll yang membuat seorang Yahudi Theodore Herzl tak berkutik ketika hendak membeli Palestina.

Namun semua itu hanya bisa terealisasi jika Islam diterapkan secara sempurna dalam sebuah bingkai negara bernama Daulah Khilafah Islamiah seperti yang pernah berjaya di masa lalu. Karenanya menjadi PR bagi kaum muslimin terutama generasi muda (Gen Z), untuk kembali memperjuangkan tegaknya sistem Islam di muka bumi agar aksi heroik menyelamatkan Palestina tak hanya ilusi. Wallahu a’lam bi ash-shawwab.[]

Illustration by Google

__________________

Disclaimer: POROSNARASI.COM adalah wadah untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua penulis bertanggung jawab penuh atas isi dari tulisan yang dibuat dan dipublished di POROSNARASI.COM. Penulis dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum Syara’ dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: