Alhasil umat Islam hari ini kehilangan jati dirinya, mereka kehilangan model ketaatan Islam yang sempurna, sehingga menjadi semakin sekuler. Masyarakat dalam sistem kapitalisme sekuler mejadikan kebebasan berekspresi sangat diagung-agungkan, walau hal itu secara syar'i melanggar hukum syara'. Jadilah termasuk tren Mokel with You ini salah satunya, sebagai wujud kebebasan yang bablas namun dibiarkan bahkan dijamin oleh sistem kapitalisme sekuler.
Oleh: Ummu Khanza (Aktivis Dakwah Masyarakat)
POROSNARASI.COM, POROS OPINI – Bulan Ramadhan adalah bulan suci umat Islam. Bulan spesial dan bulan yang sangat dirindukan kehadirannya bagi kaum muslimin di seluruh dunia, karena pada bulan ini berbagai pahala dilipatgandakan, pintu ampunan, keberkahan, rahmat serta kasing sayang Allah terbuka lebar, pintu surga dibuka sedangkan pintu neraka ditutup.
Sayangnya bulan suci Ramadhan yang seharusnya menjadi momen terbaik kaum muslimin untuk memaksimalkan amal ibadah dan menahan diri dari berbagai hawa nafsu, namun dikotori oleh tren yang beredar di sosmed pada kalangan pemuda yaitu tren Mokel with You. Istilah Mokel termasuk dalam bahasa gaul yang sering dipakai dikalangan remaja, Mokel sendiri berarti aktivitas membatalkan puasa dengan sengaja tanpa adanya alasan syar’i yang membolehkan seseorang untuk membatalkan puasa.
Baru-baru ini sebuah video viral menunjukkan pasangan muda makan secara sengaja pada siang hari di bulan Ramadhan, video berdurasi pendek tersebut menyematkan keterangan pov:makan bareng pasangan. Tanpa malu dan ragu kemudian mereka memublikasi aktivitas Mokel tersebut di sosial media.
Bukan tanpa sebab memang sebelumnya tren Mokel with You di kalangan generasi muda sudah mencuat, artinya video tersebut menjadi salah satu tren yang mereka anggap membanggakan. Tren Mokel with You ini mengajak orang-orang terutama kalangan pemuda agar untuk sengaja membatalkan puasa dan membagikan momen makan siang hari di bulan Ramadhan dengan santai, tanpa rasa malu yang kemudian dijadikan konten hiburan di media sosial.
Dampak Paham Sekularisme
Astaghfirullah. Miris dan sedih perasaan campur aduk ketika kita melihat fakta tersebut. Bulan Ramadhan yang merupakan bulan sucinya kaum muslimin, apakah sekarang justru dianggap tidak suci oleh orang muslim itu sendiri? Bagaimana bisa negara yang katanya mayoritas Muslim, namun tren pelanggaran hukum syara’ masif beredar di kalangan pemuda?
Semakin jauhnya kaum muslimin dari Islam tak lain adalah dampak dari sistem sekularisme yang menjangkit negeri-negeri Muslim termasuk Indonesia. Sekularisme adalah paham yang mewajibkan untuk memisahkan aturan agama dari kehidupan. Agama hanya boleh mengatur perkara ibadah individu saja, sedangkan dalam bermasyarakat ataupun bernegara tidak. Inilah doktrin dari sekularisme yang dilahirkan dari ideologi Kapitalisme.
Padahal kaum muslimin wajib terikat dengan hukum syara’ dalam setiap aktivitas kehidupan, termasuk bermasyarakat ataupun bernegara. Namun, sekularisme memaksa kaum muslimin hanya taat pada hukum syara’ di wilayah ibadah individu saja, sedangkan dalam sistem pergaulan sosial bermasyarakat, sistem ekonomi, sistem pendidikan, maupun sistem hukum tidak boleh taat syariat. Hal itu karena yang diberlakukan adalah aturan buatan manusia.
Alhasil umat Islam hari ini kehilangan jati dirinya, mereka kehilangan model ketaatan Islam yang sempurna, sehingga menjadi semakin sekuler. Masyarakat dalam sistem kapitalisme sekuler mejadikan kebebasan berekspresi sangat diagung-agungkan, walau hal itu secara syar’i melanggar hukum syara’. Jadilah termasuk tren Mokel with You ini salah satunya, sebagai wujud kebebasan yang bablas namun dibiarkan bahkan dijamin oleh sistem kapitalisme sekuler.
Jika sistem sekuler ini dibiarkan terus menguasai hajat hidup manusia, maka bisa dipastikan kaum muslimin akan semakin jauh dari Islam, semakin kehilangan jati dirinya. Pelanggaran hukum syara’ di wilayah publik akan semakin terlihat wajar, dianggap biasa, dan bahkan bangga ketika melanggar syariat Islam karena mereka menganggap ini merupakan bagian dari kebebasan yang diagungkan.
Itulah kenapa umat Islam harus mengikhlaskan dirinya dalam mengimani Allah dan Nabi, secara jujur mengakui kerusakan generasi adalah perkara sistemik, kemudian mencampakan sistem sekuler-kapitalis dan kembali pada sistem Islam. Berbagai kerusakan akhlak masyarakat yang terjadi saat ini tidak lain karena dicampakkannya aturan Islam. Khilafah, sebagai institusi resmi dalam Islam yang menerapkan syariat Allah, akan membentuk individu masyarakat yang beriman dan bertakwa mulai sejak dini. Sistem Pendidikan yang diterapkan juga merupakan sistem pendidikan yang berbasis akidah. Wallahu a’lam bish-shawab.[]
Picture source by Google
Disclaimer
POROSNARASI.COM adalah wadah untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua penulis bertanggung jawab penuh atas isi dari tulisan yang dibuat dan dipublished di POROSNARASI.COM. Penulis dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum Syara’ dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

COMMENTS